BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Deoxyribonucleic acid atau DNA merupakan senyawa kimia yang
paling penting dalam makhluk hidup.DNA merupakan senyawa yang mengandung
informasi genetik makhluk hidup dari satu generasi ke generasi selanjutnya.
Keseluruhan DNA dalam suatu sel akan membentuk genom. Genom meliputi bagian gen
yang fungsional maupun non-fungsional dalam sel organisme. DNA genom meliputi
gen danintergen (Suryo, 2004).
DNA adalah asam
nukleat yang mengandung materi genetik dan berfungsi untuk mengatur
perkembangan biologis seluruh bentuk kehidupan secara seluler. DNA terdapat
pada nukleus, mitikondria, dan kloroplas. Perbedaan ketiganya adalah DNA
nukleus berbentuk linier dan berasosiasi sangat erat dengan protein histon,
sedangkan DNA mitokondria dan kloroplas berbentuk sirkular dan tidak
berasosiasi dengan protein histon. Selain itu DNA mitokondria dan kloroplas
memiliki ciri khas, yaitu hanya mewariskan sifat-sifat yang berasal dari garis
ibu. Sedangkan DNA nukleus memiliki pola pewarisan sifat dari kedua orangtua.
Dilihat dari organismenya, struktur DNA prokariot tidak memiliki protein histon
dan berbentuk sirkular, sedangkan DNA eukariot berbentuk linier dan memiliki
protein histon (Kirsman, 2010).
Isolasi DNA merupakan
langkah mempelajari DNA. Salah satu prinsipisolasi DNA yaitu dengan
sentrifugasi. Sentrifugasi merupakan teknik untukmemisahkan campuran
berdasarkan berat molekul komponennya. Molekul yang mempunyai berat molekul
besar akan berada di bagian bawah tabung dan molekul ringan akan berada pada
bagian atas tabung . Hasil sentrifugasi akan menunjukkan dua macam fraksi yang
terpisah, yaitu supernatan pada bagian atas dan pelet pada bagian bawah
(Rachmat, 2012).
I.2 Tujuan Percobaan
1.
untuk mengetahui cara memisahkan
(mengisolasi) DNA dari Bawang Merah yang dijadikan sampel.
2.
untuk mengetahui keaktifan detergen dalam
proses isolasi DNA pada sampel Bawang Merah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Isolasi DNA adalah
proses pengeluaran DNA dari tempatnya berada (ekstraksi atau lisis) biasanya
dilakukan dengan homogenasi dan penambahan buffer ekstraksi atau buffer lisis
untuk mencegah DNA rusak (Yuwono, 2008).
Pada sel eukariotik
termasuk tanaman dan hewan bagian terbesar dari DNA berada pada nukleus yaitu
organel yang dipisahkan dari sitoplasma dengan membran. Nukleus terdiri dari 90
% keseluruhan DNA seluler. Sisa DNA adalah organel lain seperti mitokondria dan
kloroplas. Karena DNA terdapat pada nukleus, maka perlu adanya metode pelisisan
sel sampai pemanenan sel. Dimana metode tersebut merupakan bagian dari
metode isolasi DNA (Elrod, 2007).
Pemisahan DNA dari
materi seluler lainnya merupakan hal yang signifikan dan mengharuskan
penyallinan DNA menjadi RNA dan translasi RNA menjadi protein berlangsung dalam
kompartemen( ruang ) yang berbeda yaitu secara berturut-turut dalam nucleus dan
sitoplasma ( Elrod, 2007 ).
Terdapat
organel-organel bermembran ganda di dalam sitoplasma, termasuk mitokondria baik
pada tumbuhan maupun hewan. Oleh karena itu perlu dilakukan isolasi DNA pada
tanaman dan hewan untuk mengetahui dan mempelajari DNA dari tanaman dan hewan
tersebut. Sel eukariotik memiliki DNA lebih banyak, lengkap dengan
komponen-komponen lain. DNA tanaman dan hewan tersimpan dalam nucleusyang
terbungkus oleh membran. Isolasi DNA merupakan langkah yang tepat untuk
mempelajari DNA. Prinsipnya ada dua, yaitu sentrifugasi dan
presipitasi.Sentrifugasi merupakan teknik untuk memisahkan campuran berdasarkan
berat molekul komponennya. Molekul yang mempunyai berat molekul besar akan
berada di bagian bawah tabung dan molekul ringan akan berada pada bagian atas
tabung. Hasil sentrifugasi akan menunjukkan dua macam fraksi yang terpisah,
yaitu supernatan pada bagian atas dan pelet pada bagian bawah. Presipitasi
merupakan langkah yang dilakukan untuk mengendapkan suatu komponen dari
campuran (Albert, 1994).
DNA pada makhluk
hidup dapat diisolasi secara sederhana. Pengisolasian DNA secara sederhana
dapat dilakukan dengan memecahkan dinding sel, membran plasma dan membran inti
baik secara mekanik maupun secara kimiawi. Isolasi DNA merupakan suatu teknik
yang digunakan untuk memperoleh DNA murni, yaitu tanpa protein dan RNA dari suatu
sel dalam jaringan. Pemecahan dinding sel secara mekanik dapat dilakukan dengan
pemblenderan atau penggerus menggunakan mortar dan pistil. Sedangkan secara
kimiawi dapat dilakukan dengan pemberian detergen. Penambahan sabun cair dan
garam dapur adalah untuk melisiskan membran inti untuk mengeluarkan isi inti
sel yang berisi DNA (Rachmat, 2012).
Isolasi DNA dapat
dilakukan melalui tahapan-tahapan antara lain: preparasi ekstrak sel, pemurnian
DNA dari ekstrsk sel dan presipitasi DNA. Meskipun isolasi DNA dapat dilakukan
dengan berbagai cara, akan tetapi pada setiap jenis atau bagian tanaman dapat
memberikan hasil yang berbeda, hal ini dikarenakan adanya senyawa polifenol dan
polisakarida dalam konsentrasi tinggi yang dapat menghambat pemurnian DNA. Jika
isolasi DNA dilakukan dengan sample buah, maka kadar air pada masing-masing
buah berbeda, dapat memberi hasil yang berbeda-beda pula. Semakin tinggi kadar
air, maka sel yang terlarut di dalam ekstrak akan semakin sedikit, sehingga DNA
yang terpretisipasi juga akan sedikit (Kirsman, 2010).
Penambahan deterjen
dalam isolasi DNA dapat menyebabkan rusaknya membrane sel, melalui ikatan yang
dibentuk melalui sisi hidrofobik deterjen dengan protein dan lemak pada
membrane membentuk senyawa “lipid protein-deterjen kompleks”. Senyawa tersebut
dapat terbentuk karena protein dan lipid memiliki ujung hidrofilik dan
hidrofobik, demikian juga dengan deterjen, sehingga dapat membentuk suatu
ikatan kimia (Kirsman, 2010).
Prinsip – prinsip dalam mengisolasi DNA (Tohib, 2012) :
1. melisis sel secara
fisik, dengan cara penggerusan.
2. pemecahan dinding sel.
3. pemecahan membran sel.
4. pemisahan DNA dari bahan yang lain.
2. pemecahan dinding sel.
3. pemecahan membran sel.
4. pemisahan DNA dari bahan yang lain.
Dalam isolasi DNA, bahan yang kita gunakan biasanya berupa jaringan tumbuhan
atau jaringan hewan, untuk itu langkah pertama yang harus kita lakukan adalah
memecahkan jaringan menjadi sel-sel yang mandiri. Proses dilakukan secara
mekanik atau fisik dengan menumbuk atau menggerus bahan yang akan kita gunakan
dengan mortar atau blender. Kedua adalah memecahkan dinding sel dan membran sel
lapisan pembungkus DNA. struktur utama pembentuk membran dan dinding sel adalah
lemak, untuk itu kita gunakan deterjen dan garam dapur. Kedua bahan ini
digunakan untuk melubangi dan merusak sel sehingga isi inti sel (DNA) bisa
keluar (Tohib, 2012).
Tahap selanjutnya
adalah pemisahan DNA dari bahan yang lain. Pemisahan dilakukan dengan
menggunakan ethanol/alkohol dingin berkonsentrasi 90-95%. Ethanol/Alkohol tidak
melarutkan DNA dan berat jenis alkohol yang lebih ringan dari air membuat DNA
naik dan melayang-layang di permukaan (Tohib, 2012).
CTAB atau Cetyl
trimethylammonium bromide merupakan sejenis deterjen yang dapat
mendegradasi dinding sel, denaturasi protein, memisahkan karbohidrat, merusak
membran sel dan melarutkan DNA. Apabila dinding sel terdegradasi maka semua isi
sel dapat keluar termasuk DNA dan dilepaskan ke dalam buffer ekstraksi.Dalam
proses isolasi DNA tanaman, penambahan senyawa pereduksi seperti
merchaptoetanol dapat mencegah proses oksidasi senyawa fenolik sehingga
menghambat aktivitas radikal bebas yang dihasilkan oleh oksidasi fenol terhadap
asam nukleat. Merchaptoetanol juga berfungsi untuk melindungi RNA dari senyawa
quinon, disulphide, peroksida, poliphenoksidase, dan protein. Proses pemansan
pertama bertujuan untuk melarutkan CTAB dan mercaptoetanol. Sedangkan pemanasan
yang kedua bertujuan untuk memdegradasi protein dan dinding sel (Tohib, 2012).
Klorofrom dan
isoamilalkohol (CIAA) berfungsi
untuk mengekstrak dan dan mengendapkan komponen polisakarida di dalam buffer
ektraksi yang mengkontaminasi larutan DNA. Pemberian isopropanol dan etanol
dilakukan agar terjadi dehidrasi DNA sehingga terjadi presipitasi. Setelah
pemberian etanol, pellet yang dipeoleh dikeringanginkan. Hal ini bertujuan untuk
mengeringkan pellet dari sisa-sisa buffer maupun etanol.Tahapan terakhir dari
ektraksi ini adalah penambahan buffer TE. Buffer TE tris electrophoresisberfungsi
untuk melarutkan DNA yangdihasilkan dan menjagaDNA agar tidak mudah rusak.
Dalam buffer TE mengandung EDTA atau Ethylene Diamine Tetra Acid yang
berfungsi sebagai senyawa pengkelat yang mengikat ion Magnesium, yaitu kofaktor
yang diperlukan untuk altivtas berbagai enzim nuclease. Metode ekstraksi DNA
dengan CTAB akan menghasilkan pita DNA yang berukuran tebal dan dapat
memisahkan DNA dari polisakarida karena adanya perbedaan karakteristik
kelarutan (differensial of solubility). Disamping deperoleh fragmen DNA,
dengan metode CTAB juga akan diperoleh RNA dengan pita tipis yang terletak jauh
berada di bawah pita DNA. Keberadaan pita RNA tergantung bahan yang diekstraksi
(Asris, 2010).
Metode ini tidak
membutuhkan biaya yang lebih mahal dibandingkan dengan menggunakan kit. Selain
itu, kelebihan dari ektraksi ini adalah pita DNA yangdiproleh lebih tebal bila
dibandinglan dengan ektraksi metode fenol dan tanpa fenol. Akan tetapi, dari
hasil dengan metode ini masih terdapat pita smear dan DNA yang dihasilkan lebih
sedikit daripada ektraksi dengan menggunakan kit. Kendala yang umum terjadi
dalam ekstraksi CTAB adalah adanya inhibitor pada inang, rendahnya konsentrasi
vius dan pengaruh cara maupun lama waktu penyimpanan (Asris, 2010).
BAB III
METODE PERCOBAAN
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1ALAT
NO |
ALAT |
JUMLAH |
1. |
Petri dish |
1 buah |
2. |
Gelas Beaker |
3 buah |
3. |
Talenan |
1 buah |
4. |
Cutter |
1 buah |
5. |
Sendok teh |
1 buah |
6. |
Matc box |
1 buah |
7. |
Spirtus |
1 buah |
8. |
Kaki tiga |
1 buah |
9. |
Kawat kasa |
1 buah |
10. |
Blender |
1 buah |
11. |
Saringan |
1 buah |
III.1.2 BAHAN
NO |
BAHAN |
JUMLAH |
1. |
Bawang Merah |
2 buah |
2. |
Etanol |
Secukupnya |
3. |
Air |
Secukupnya |
4. |
Detergen |
2 sendok teh |
5. |
Garam |
1 sendok teh |
III.2 Prosedur Kerja
Adapun langkah-langkah kerja yang
dilakukan dalam percobaan ini adalah sebagai berikut:
- Bawang merah dipotong menjadi ukuran yang lebih kecil.
- Tuangkan 30 ml air ke dalam gelas beaker.
- Tambahkan 1 sendok teh garam kedalam gelas beaker lalu aduk
- Tambahkan 2 sendok the detergen cair kedalam larutan lalu aduk hingga timbul busa.
- Bawang merah yang telah dipotong, kemudian diblender hingga halus.
- Tambahkan larutan didalam gelas beaker ke dalam blender
- Blender semua bahan selama 1-2 menit hingga semua bahan tercampur.
- Tuangkan hasil campuran kedalam gelas beaker.
- Panaskan campuran tersebut selam 1-2 menit, lalu amati.
- Tuangkan campuran bahan kedalam gelas beaker menggunakan penyaring
- Tuangkan ethanol kedalam petri dish.
- Tuangkan hasil saringan ke dalam ethanol.
- Amati DNA yang terjadi pada ethanol.
BAB IV
PEMBAHASAN
Prinsip utama dalam isolasi DNA ada
tiga yakni penghancuran (lisis), ektraksi atau pemisahan DNA dari bahan padat
seperti selulosa dan protein, serta
pemurnian DNA. Selain
itu ada 2 prinsip lagi dalam melakukan isolasi DNA, yaitu sentrifugasi dan
presipitasi. Prinsip utama sentrifugasi adalah memisahkan substansi berdasarkan
berat jenis molekul dengan cara memberikan gaya sentrifugal sehingga substansi yang
lebih berat akan berada di dasar, sedangkan substansi yang lebih ringan akan
terletak di atas. Teknik sentrifugasi tersebut dilakukan di dalam sebuah mesin
yang bernama mesin sentrifugasi dengan kecepatan yang bervariasi.
Dalam percobaan ini, kami melakukan isolasi DNA yang berasal dari bawang merah.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengisolasi atau memisahkan DNA yang
berasal dari bawang merah.
Metode
yangdilakukan dalam percobaan ini adalah penghancuran (lisis) serta ekstraksi.
Perlakuan pertama yang diberikan pada bawang merah yaitu mengupas serta
memotongnya menajadi ukuran yang lebih kecil, hal ini dilakukan agar pada saat
penghancuran bawang merah mudah dihancurkan menjadi partikel – partikel yang
lebih kecil. Tahap selanjutnya yaitu menambahkan campuran detergen dengan air,
hal ini bertujuan untuk merusak membran sel dari kedua bawang merah tersebut.
Perusakan membran sel terjadi akibat adanya ikatan kimia yang terbentuk antara
detergen dengan zat-zat yang ada pada bawang merah. Setelah penambahan detergen
tahap selanjutnya yaitu penambahana garam dapur sebanyak satu sendok teh ke
masing-masing tabung yang berisi campuran bawang merah dan detergen, tujuan
dari penambahan garam adalah untuk memudahkan pemisahan benang-benang DNA dari
campuran sehingga benang-benang tersebut akan mudah diamati. Hal ini terjadi
karena Na+ dalam garam dapat membentuk ikatan pada kutub negative
dari ikatan fosfat DNA.Setelah larutan ditambahkan garam larutan kemudian
dihomogenkan pada mesin vortex.
Tahap selanjutnya yaitu penambahan ethanol 96 %, penambahan ini bertujuan untuk
mempermudah terjadinya presipitasi pada benang-benang DNA.Ethanol tersebut
mampu membawa asam nukleat yang terdapat dalam campuran naik ke permukaan,
untuk kemudian diendapkan.Setelah ditambahkan ethanol larutan kemudian kembali
dihomogenkan pada mesin vortex.
Dari percobaan isolasi DNA diperoleh hasil yaitu, perbedaan warna pada
masing-masing tabung reaksi yang berisi campuran bawang merah, detergen, garam,
dan ethanol.Perubahan warna yang terjadi diakibatkan oleh perbedaan susunan DNA
yang terdapat pada setiap bawang merah. Selain itu perbedaan yang mencolok dari
keenam larutan tersebut adalah terdapat banyak atau sedikit endapan asam
nukleat padadasar tabung reaksi. Hal ini terjadi akibat adanya perbedaan
kandungan zat serta penggunaan jenis detergen yang berbeda maupun kandungan air
dari masing-masing bawang merah tidak sama. Dari percobaan tidak diperoleh DNA
murni melainkan hanya DNA kasar atau benang – benang halus (supernatant) dalam
jumlah yang sedikit serta endapan putih yang terlihat.
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Dari percobaan isolasi DNA yang telah
dilakukan dapat diketahui metode atau cara bagaimana mengisolasi DNA dari bawang
merah yang dijadikan sebagai sampel. Yaitu melalui cara penghancuran (lisis),
ekstraksi, serta pemurnian. Penggunaan detergen dalam percobaan dilakukan untuk
mengetahui membran sel pada setiap sampel bawang merah.Setelah dilakukan
percobaan ternyata detergen menghasilkan DNA kasar yang lebih terlihat serta
endapan putih yang lebih banyak.
DAFTAR PUSTAKA
Albert, B., 1994. Biologi
Molekuler Sel Edisi Kedua. PT. Gramedia Pustaka Utama. JJJJJJJakarta.
Asris., 2010. Definisi
Isolasi DNA dan Manfaat Isolasi DNA.http://asris07. Student.ipb.ac.id. Diakses pada
tanggal 17 Maret 2014, pada pukul 23.00 WITA.
Elrod, S., 2007. Genetika
Edisi Keempat. Erlangga. Jakarta.
Kirsman, 2010.Isolasi
DNA Buah. http://kirsman83.weebl..com.
Diakses pada tttttttttanggal 17 Maret 2014, pada pukul 23.00 WITA.
Rachmat, 2012. Isolasi
DNA. http://rachmatyusuf.blogspot.com.
Diakses pada ssssssstanggal 17 Maret 2014, pada pukul 23.00 WITA.
Suryo, 2004. Genetika
Strata 1. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Tohib, 2012. Macam
Metode Isolasi DNA. http://www.tohib.web.id. Diakses pada
tttttttangga17 Maret 2014, pada pukul 23.00 WITA.
Yuwono, T., 2008. Biologi
Molekuler. Erlangga. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar